JENEPONTO - Oknum Pengecer Pupuk Bersubsidi di Dusun Barobbo, Desa Bulusibatang, Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, yang berlagak preman rupanya dikenal humoris.
Haris dituding berlagak preman oleh salah satu warga bernama Erwin. Padahal, Haris merupakan sosok pria yang mudah tersenyum.
Tudingan bak preman itu berawal ketika Erwin mendatangi kediaman Haris pada Kamis (2/3/2023) lalu.
Saat Haris mengklarifikasi berita yang tayang sebelumnya disalah satu Warkop di Jeneponto, Sabtu (04/03/2033) tidak mencerminkan pada dirinya sosok premanisme.
Pria yang masih berstatus perjaka itu tampak enjoy dan santai menyikapi berita tersebut. Bahkan, sama sekali tidak mempersalahkan meskipun dirinya mendapat istilah ada "premankah".
Haris menjelaskan kejadiannya pada saat itu kalau si Erwin ini datang ke kois bukannya mau membeli pupuk. Melainkan datang minta jatah dan Erwin juga tidak beretika.
"Jadi dia datang itu tidak langsung duduk, ini Erwin minta jatah pupuk dan tidak beretika, " kata Haris.
Diakuinya bahwa Erwin minggu lalu sudah dapat pupuk urea 2 zak 12 kilo. Kemudian, keesokan harinya, Erwin kembali minta jatah 5 zak lagi.
"Kan minggu lalu Erwin sama mamanya sudah dapat 6 zak, tapi datang lagi minta jatah jadi saya bilang pupuk sudah habis karena konsumen yang ada namanya di RDKK sudah na bayar mi semua, " jelasnya.
Haris juga membantah bahwa dirinya tidak pernah megeluarkan kata-kata mengusir dan didorong.
"Saya bilang kalau mauki pupuk bersabar meky nanti minggu depan lagi, dengan catatan yang punya nama kita suruh datang jangan diwakili. Kan bagus kalau yang bersangkutan sendiri datang bayarki, " tuturnya.
"Eh malahan banyak yang dia tanya-tanya masalah harga, baru dia (Erwin) saat pergi na ancamka bilang tunggu mi, " sambung Haris.
Diberitakan sebelumnya, Erwin ini diduga mendapat perlakukan tidak menyenangkan saat hendak membeli pupuk bersubsidi di kios Haris selaku pengecer.
"Waktu saya singgah mau belli pupuk, na bilang itu pengecerka lampa Mako tea Mako Mae kanne lebba asek mi na bayar ini pupuk (pergi jangan mi kesini karena sudah semua mi dibayar ini pupuk), " ucap Erwin meniru pengecer sesaat lalu.
Sehingga Erwin bertanya kepada Haris (pengecer). Erwin bilang sejak kapan pupuk ini dibayar karena menurut Erwin tidak ada orang yang dilihatnya secara langsung melakukan pembayaran (transaksi) pupuk.
"Na tidak ada orng ku liat ke sini membayar. Di situ mi langsung ka na dorong baru na usir ka pergi na bilang "Tena ku sare ko kau ka mana harga NU pakkutaknang Aseng" (Saya tidak kasih kau biar harga kau pertanyakan juga), " tambahnya kepada media melalui pesan pribadi, Kamis (02/03/2023).
Atas kejadian itu, Erwin mengaku, dirinya diduga diperlakukan seperti "Bin*tang" oleh oknum pengecer pupuk bersubsidi tersebut yang seolah-olah berlagak preman.
Penulis: Syamsir.